Analisis Eksistensial

Posted in By Rizki F M 1 comments

PROLOG
Hari rabu kemarin saya mengikuti kuliah ANEKS (Analisis Eksistensial), kebetulan pas lagi ngedengerin materi yang disampaikan dosen, mengingatkanku pada tulisan yang pernah saya tuangkan kedalam sehelai kertas yang tersusun di antara setumpuk kertas yang menjadikannya sebuah buku. Walaupun tulisan tersebut pernah saya ingat saat saya belajar mata kuliah ini untuk menghadapi UTS. Sejenak saya berpikir, ternyata saya bisa juga berfilsafat hehe...
CONTENT
Jika kita butuh pengetahuan yang lebih dan lebih banyak lagi, maka diri kita harus siap untuk menghadapi ilmu tersebut, artinya terbuka untuk menerima pengetahuan tersebut.
Buka semua jendela cakrawala kita dan perluas wadah untuk menampung berbagai jenis pengetahuan.
"Bagaimana mungkin pengetahuan yang tak terbatas dapat ditampung dengan tempat yang tidak pernah berubah"
Maka dalam menerima ilmu pengetahuan, selain kita menyiapkan semua panca indera dan akal pikiran, kita juga harus menyiapkan kapasitas alat indera dan akal pikiran kita.
"Jikalau kita tidak bisa mengosongkan gelas yang sudah penuh, kenapa kita tidak mencoba menyediakan tempat yang lebih besar agar air yang baru bisa masuk"
Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam menyikapi pengetahuan yang baru (masalah), kita jangan hanya memandang hal tersebut dari satu sisi saja namun kita harus membuka pikiran kita dan menyimpan sejenak sudut pandang kita (ilmu yang kita miliki) agar ilmu yang baru mudah masuk. karena jika ilmu tersebut sudah terkontaminasi, maka esensi murni yang dibawa oleh ilmu tersebut akan sulit didapat.
THEORY
Menurut pendekatan fenomenologi, bahwa suatu gejala yanghendak diselidiki itu haruslah berupa gejala yang "murni" atau "asli" artinya gejala tersebut jangan dicampurbaurkan dengan gejala lain yang tidak berhubungan, atau diintervensi oleh interpretasi-interpretasi lain yang berasal dari kebudayaan, kepercayaan, atau bahkan teori-teori dalam ilmu yang telah kita miliki sebelumnya. (Zainal Abidin, 2007:11)